Palu (Humas Kemenag Kota Palu) – Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Palu, H. Nasruddin L. Midu membuka kegiatan pembinaan karakter siswa siswi Katolik. Kegiatan tersebut mengusung tema “Pembinaan Karakter Dan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Katolik yang berwawasan Moderasi Beragama”, dihadiri 45 peserta, berlangsung di Aula Gereja Katolik Santa Maria Palu, Sabtu (25/3/2023).

Pejabat pengawas penyelenggara Bimas Katolik, I Nyoman Andreas dalam laporannya mengungkapkan bahwa tujuan kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan iman dan pengetahuan siswa siswi untuk menerapkan pola hidup persaudaraan sebagai landasan yang kokoh dalam memahami moderasi beragama.

Lebih lanjut, Ia mengatakan bahwa kegiatan ini penting dilakukan untuk mendampingi siswa katolik dalam membangun mentalitas dan karakter yang didasari dengan Sabda Tuhan dan moral Kristiani untuk mengetahui memahami ajaran Agama Katolik secara baik dan utuh.

“Menghargai dan menghormati keanekaan dan kemajemukan dalam masyarakat indonesia, memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral, sipiritual masyarakat Katolik sebagai bagian integral bangsa dalam mewujudkan tujuan Nasional,” ujar I Nyoman Andreas.

Kakankemenag Kota Palu, H. Nasruddin L. Midu dalam sambutannya memaparkan bahwa Kementerian Agama terus memprioritaskan program-program terkait penguatan moderasi beragama, karena agama dan negara sama-sama saling membutuhkan.

“Agama memerlukan wadah bangsa, kehidupan kebangsaan memerlukan nilai-nilai agama sebagai panduan, acuan di tengah kehidupan yang beragama dengan mengedepankan sikap mederasi beragama,” ucap Nasruddin L. Midu.

Kakankemenag menambahkan, pelajar hendaknya menjadi garda terdepan dalam gagasan kebangsaan, menanamkan nilai-nilai keragaman, membawa pesan damai agama dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

“Moderasi beragama menjadi utama yang harus dipedomani oleh para pelajar sebagai generasi penerus bangsa. Setiap pelajar harus mampu memahami dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-harinya mengenai toleransi, kerukunan, menghargai dan menghormati perbedaan dalam berkeyakinan,” jelasnya.

Nasruddin juga menjelaskan bahwa moderasi beragama berfungsi untuk melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum, berlandaskan prinsip adil, berimbang, yang menjunjung tinggi nilai agama.

Selain itu Kakankemenag menyebutkan empat pilar penguatan moderasi beragama yang harus dipahami yaitu, komitmen kebangsaan, anti kekerasan, toleransi dan menghargai kearifan lokal (lokal wisdom), hal ini menunjukkan bahwa melalui moderasi beragama seseorang tidak bertindak ekstrim dan tidak berlebihan dalam menjalankan ajaran agamanya.

“Saya berharap dengan kegiatan ini para siswa Katolik se-Kota Palu menjadi pribadi-pribadi yang mencerminkan pelajar yang berperilaku moderat dalam beragama, dan bisa menularkan baik kepada sesama siswa dilingkungan sekolahnya maupun dilingkungan tempat tinggalnya,” tandasnya. (kasman)

Similar Posts